MAKALAH NEONATUS BAYI
BALITA DAN ANAK
TUMBUH KEMBANG BAYI
BALITA DAN ANAK PRA-SEKOLAH
Guna memenuhi tugas
mata kuliah Neonatus Bayi Balita Anak
Dosen Pengampu: Indayana
S., S.S.T, M.Kes

Disusun oleh:
1.
Diyah
Ayu Nur Halimah (140003)
2.
Happy
Soraya Kusumastuti (140004)
3.
Novi
Septiana Sari (140005)
AKADEMI KEBIDANAN DUTA
DHARMA
T. A. 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Neonatus Bayi
Balita dan Anak “Tumbuh Kembang Bayi Balita dan Anak Pra-Sekolah” tepat pada
waktunya.
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi Balita dan
Anak Pra-Sekolah. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Ibu Sumami, SKM, M.Kes
selaku Direktur Akbid Duta Dharma.
2.
Ibu Indayana S., S.S.T,
M.Kes selaku dosen pembimbing.
3.
Orang tua kami yang
telah membantu secara moril maupun materi.
Beserta
teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga makalah ini
bermanfaat dalam pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu bagi pembacanya.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang
akan datang.
Pati, September 2015
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ......................................................................................................... i
Kata
Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar
Isi..................................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah ............................................................................ 4
B. Rumusan
Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan
........................................................................................................ 5
BAB
II PEMBAHASAN
A. Definisi
Tumbuh Kembang Bayi, Balita, dan Anak Pra-Sekolah ............. 6
B. Ciri-Ciri
Tumbuh Kembang ....................................................................... 7
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak .................. 10
D. Pertumbuhan
Fisik .................................................................................... 21
E.
Perkembangan Motorik,
Sosial, Bahasa sesuai Tahap Perkembangan ...... 25
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................................... 40
B. Kritik
dan Saran ....................................................................................... 40
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................ 41
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Tumbuh kembang neonatus, bayi,
balita, dan anak pra-sekolah merupakan pembahasan yang sangat kompleks. Karena
pada masa inilah akan terbentuk fisik dan psikis yang akan mempengaruhi anak di
masa yang akan datang.
Asuhan pada bayi baru lahir usia 2
– 6 hari adalah melakukan pengumpulan data yang terdiri dari pengkajian fisik
bayi baru lahir (BBL) dan penampilan serta perilaku BBL. Ketika memeriksa BBL,
hal yang perlu diperhatikan diantaranya : gunakan tempat yang hangat dan bersih
untuk pemeriksaan, cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi, lihat, dengarkan dan
rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik
menuju jari kaki.
Sedangkan yang dilihat dari
penampilan serta perilaku BBL adalah keadaan umum, kesan subyektif dan
penampilan fisik, status nutrisi, tingkah laku, kepribadian, cara interaksi
dengan orang tua atau orang lain ataupun dengan petugas, postur tubuh,
perkembangan dan bicara.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana ciri-ciri
tumbuh kembang?
2.
Bagaimana faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak?
3.
Bagaimanakah
pertumbuhan fisik bayi, balita, dan anak pra-sekolah?
4.
Bagaimanakah
perkembangan motorik, sosial, bahasa, sesuai tahap perkembangannya?
C.
Tujuan
1.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca dan penulis
2.
Untuk mengetahui dan
memahami seluk beluk tumbuh kembang bayi, balita, dan anak pra-sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Tumbuh Kembang Bayi, Balita, dan Anak Pra-Sekolah
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup
2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit
dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai
apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah
sebagai berikut:
Pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang,termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ/ individu. Walaupun demikian, kedua
peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang
manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, bayi adalah anak yang belum lahir. Bayi adalah anak berusia 0
- 12 bulan (Husaini, 2002).
Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak
usia kurang dari lima tahun sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga
termasuk dalam golongan ini. Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi usia
di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, maka anak di
bawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita.
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai lima
tahun. Pada masa ini, terjadi pertumbuhan biologis, psikososial, kognitif, dan
spiritual yang begitu signifikan. Kemampuan mereka dalam mengontrol diri,
berinteraksi dengan orang lain, dan penggunaan bahasa dalam berinteraksi
merupakan modal awal anak dalam mempersiapkan tahap perkembangan berikutnya,
yaitu tahap sekolah. (Whaley dan Wong, 1995).
B.
Ciri-Ciri
Tumbuh Kembang
Ciri perkembangan anakproses tumbuh kembang anak mempunyai
beberapa ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut
:
1.
Perkembangkan
menimbulkan perubahan.
Perkembangan
terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi.
2.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap
anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia mengalami
tahapan sebelumnya.
Contoh:
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri, dan tidak akan
bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terlambat.
3.
Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan
fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.
4.
Perkembangan
berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung
cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya
nalar, asosiasi dan lain-lain.
5.
Perkembangan
mempunyai pola yang tetap
Perkembangan
fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a.
Perkembangan
terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah anggota tubuh
b.
Perkembangan
terjadi lebih dahulu pada kemampuan gerak kasar diikuti kemampuan gerak halus.
6.
Perkembangan
memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak
memiliki pola yang teratur dan berurutan, dan tahapan tersebut tidak bisa
terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum
mampu gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.
Ciri – Ciri Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh
kembang anak yang sudah mulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri –
ciri tersendiri, yaitu :
1.
Tumbuh kembang adalah proses yang
kontinue sejak dari konsepsi sampai maturitas/ dewasa, yang di pengaruhi oleh
faktor bawaan lingkungan.
2.
Dalam periode tertentu terdapat adanya
masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan
di antara organ–organ. Terdapat 3 periode peryumbuhan cepat adalah pada masa
janin , masa bayi, 0-1 th dan masa pubertas.
3.
Pola perkembangan anak adalah sama pada
semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.Contoh
: anak akan belajar duduk, sebelum belajar jalan, tetapi umur saat anak belajar
duduk/ berjalan berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4.
Perkembangan erat hubungannya dengan
aturasi sistem susunan saraf.Contoh : tidak ada latian yang dapat menyebabkan
anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi tidak adanya
kesempatan praktek akan menghambat kemampuan ini.
5.
Aktifitas seluruh tubuh di ganti respon
individu yang khas.Contoh : bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya,tangan dan
kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar
reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.
6.
Arah perkembangan anak adalah
sepalokaudal.Langkah pertama sebelum berjalan adalah perkembangan menegakkan
kepala.
7.
Refleks primitif seperti reflek
memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
Setiap anak
adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda,
maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda tetapi
tetap akan menuruti patokan umum.
Sehingga di
perlukan kriteria sampai seberapa jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih
dalam batas – batas normal/ tidak. Dikenal normal dalam arti medis dan normal
dalam arti stastistik. Yang di maksud normal dalam arti medis yaitu apabila
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun inteleg dan kepribadian
berlangsung harmonis yang meningkat dan dapat diramalkan kecepatan serta hasil
akhirnya sesuai dengan kemampuan ginetik.
Sedangkan yang
di maksud normal dalam arti statistik adalah apabila anak tersebut berada dalam
batas 2 SD di bawah atau di atas mean, kurva, sebaran normal menurut Gauss,
dimana seorang anak di bandingkan dengan anak sebayanya. Jadi mungkin saja
seorang anak termasuk abnormal dalam arti statistik tetapi sesungguhnya masih
normal dalam arti medis misalnya : anak dari keluarga yang bertubuh kecil.
C.
Faktor
yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Secara umum, terdapat dua faktor
utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:
1.
Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal
dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa,
atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh
faktor genetik ini.
Sedangkan di negara yang sedang
berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga
faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal,
bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai
usia balita.Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh
kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.
2.
Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang
sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, begitu juga sebaliknya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari,
mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.Faktor lingkungan ini secara garis
besar dibagi menjadi:
a.
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal).
b.
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal).
Ad. A. Faktor
Lingkungan Pranatal
Faktor lingkungan pranatal yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir
antara lain, adalah:
1.
Gizi ibu pada waktu
hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya
kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR
atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.
Disamping itu dapat pula menyebabkan
hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, bayi baru lahir mudah terkena
infeksi, abortus, dan sebagainya.
2.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang
dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula
dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul,
tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
3.
Toksin/ zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang
sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Ibu hamil yang perokok berat/ peminum
alkohol kronis sering melahirkan bayi berat lahir rendah, lahir mati, cacat,
atau retardasi mental.Keracunan logam berat pada ibu hamil dapat menyebabkan
mikrosefali dan palsi serebralis.
4.
Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan
pada pertumbuhan janin, adalah:
Somatotropin (growth hormone)
disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus
meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Hormon
plasenta (human placental lactogen = hormon chorionic somatotromammotropic),
disekresi oleh plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke janin.
Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta.
Insulin mulai diproduksi oleh janin
pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan ke-6 dan kemudian konstan.
Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa
darah, sintesis protein dan pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu
ke-30.
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu
diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan pada trimestes I kehamilan,
umur ibu kurang dari 18 tahun/ lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium pada
waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll.
5.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur
kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak,
mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya.
6.
Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering
menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus,
Herpes Simplex). Sedangkan efek lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit
pada janin adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio,
campak, listeriosis, leptospira, mikroplasma, virus influenza, dan virus
hepatitis.
7.
Stres
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil
dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan
kejiwaan, dll.
8.
Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas
sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
9.
Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui
gangguan pada plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir rendah.
Ad. B. Faktor
Lingkungan Post-Natal
BBL harus berhasil melewati masa
transisi, dari suatu sistem yang teratus yang sebagian
besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada
kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Masa perinatal yaitu masa antara 28
minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan
dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Lingkungan
post-natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan
menjadi:
1.
Lingkungan biologis
a.
Ras/ suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga
dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa. Bangsa kulit putih/ ras Eropa mempunyai
pertumbuhan somatik lebih tinggi dari pada bangsa Asia.
b.
Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih
sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui sacara pasti
mengapa demikian.
c.
Umur
Umur yang paling rawan adalah masa
balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang
gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak.
Sehingga diperlukan perhatian khusus.
d.
Gizi
Makanan memegang peranan penting
dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa,
karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi
oleh ketahanan makanan keluarga.
e.
Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur,
tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak
secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak.
f.
Kepekaan terhadap
penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka
diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat atau
kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi
BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali, Hepatitis-B 3 kali, dan campak.
g.
Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit
menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikanny, disamping itu anak
juga mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
h.
Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya
perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka
kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat
setidak-tidaknya memadai.
i.
Hormon
Hormon yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang:
1)
Somatotropin atau
“growth hormone” (GH= hormon pertumbuhan)
Pengatur utama pada pertumbuhan
somatis terutama pertumbuhan kerangka. GH merangsang terbentuknya somatomedin
yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH mempunyai “circadian variation”
dimana aktivitasnya meningkat pada malam hari.
2)
Hormon tiroid
Diperlukan untuk tumbuh kembang
anak, karena mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormon ini. Fungsi otak sangat tergantung
pada tersedianya hormon tiroid. Defisiensi hormon iniakibatkan retardasi fisik
dan mental.
3)
Glukokortikoid
Mempunyai fungsi bertentangan
dengan somatotropin, tiroksin serta androgen, karena kortison mempunyai efek
anabolik. Kalau kortison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan tehambat/
terhenti dan terjadi osteoporosis
4)
Hormon-hormon seks
Mempunyai peran dalam fertilitas
dan reproduksi. Hormon seks, pda permulaan pubertas akan memacu pertumbuhan
badan, tetapi sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan.
5)
Insulin like growth
factors
Somatomedin yang kerjanya sebagai
mediator GH dan kerjanya mirip insulin. Fungsinya selain sebagai growth
promoting factor yang berperan pada pertumbuhan, sebagai mediator GH,
aktivitasnya mirip insulin, efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblast dan
jaringan lainnya.
2.
Faktor fisik
a.
Cuaca, musim, keadaan
geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang/ adanya
bencana alam lain, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain akibat
kegagalan panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi.
b.
Sanitasi
Kebersihan, baik kebersihan
perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
c.
Keadaan rumah
Keadaan perumahan yang layak dengan
konstruksi bangunan tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak
akan menjamin kesehatan penghuninya.
d.
Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu
akibat adanya radiasi yang tinggi.
3.
Faktor psikososial
a.
Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi
terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibanding dengan anak yang
kurang/ tidak mendapat stimulasi.
b.
Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan
sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
c.
Ganjaran atau hukuman
yang wajar
Kalau anak berbuat benar, maka
wajib memberi ganjaran. Sedangkan hukuman yang wajar kalau anak berbuat salah
masih dibenarkan.
d.
Kelompok sebaya
Proses sosialisasi dengan
lingkungannya, anak memerlukan teman sebaya. Perhatian dari orang tua tetap
dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul
e.
Stres
Stres pada anak juga berpengaruh
pada tumbuh kembangnya.
f.
Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9
tahun, diharapkan setiap anak mendapatkan kesempatan duduk di bangku sekolah
minimal 9 tahun.
g.
Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak
untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang yang adil dari
orang tuanya.
h.
Kualitas interaksi
anak-orangtua
Interaksi antara anak dan orang tua
akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.
4.
Faktor keluarga dan
adat istiadat
a.
Pekerjaan/ pendapatan
keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai
akan menunjang tumbuh kembang anak karena orangtua menyediakan kebutuhan primer
dan sekunder.
b.
Pendidikan ayah/ ibu
Pendidikan yang baik, orang tua
dapat menerima segala informasi dari luar terutama pengasuhan anak yang baik
c.
Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak akan
mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima.
d.
Jenis kelamin dalam
keluarga
Wanita mempunyai status yang lebih
rendah dari laki-laki, sehingga AKB dan malnutrisi masih tinggi pada wanita.
e.
Stabilitas rumah tangga
Tumbuh kembang anak pada keluarga
harmonis akan berbeda dengan keluarga yang kurang harmonis.
f.
Kepribadian ayah/ ibu
Kepribadian terbuka akan berbeda
dengan pribadi yang tertutup terhadap pengaruh kembang anak.
g.
Adat-istiadat, norma,
tabu
Adat istiadat yang berbeda akan berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak.
h.
Agama
Pengajaran agama harus ditanamkan
pada anak sedini mungkin, karena akan menuntun berbuat kebaikan dan kebajikan.
i.
Urbanisasi
Dampak
urbanisasi adalah kemiskinan dan segala permasalahnnya.
j.
Kehidupan politik dalam
masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dll.
Kebutuhan dasar
anak
1.
Kebutuhan
fisik-biomedis (“ASUH”)
a.
Pangan dan gisi
b.
Perawatan kesehatan
dasar
c.
Higiene
d.
Rekreasi, kesegaran
jasmani
2.
Kebutuhan emosi/ kasih
sayang (“ASIH”)
Kasih sayang dari orangtuanya
(ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar
(basic trust)
3.
Kebutuhan akan
stimulasi mental (“ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal
bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak.
D.
Pertumbuhan
Fisik
Pertumbuhan
fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
1.
Pertumbuhan janin intrauteri
Pertumbuhan pada masa janin
merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang di alami seseorang dalam hidupnya.
Dinamika pertumbuhan antenatal ini sangat menakjubkan yaitu sejak konsepsi
sampai lahir. Janin tumbuh dengan faktor 44 x 100.000.000 dari 0,0000175 gram
menjadi 3700 gram, dan panjang badan dengan faktor 3850, dari 0,01 menjadi 50
cm (pierson – Deschamp, 1981 di kutip dari sultan asin, 1985).
Pada masa embrio yaitu8 minggu
pertama kehamilan, sel telur yang telah di buahi berdiferensiasi secara cepat
menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem –
sistem tertetu organogenesis di teruskan sampai lebih dari 8 minggu, oleh
karena itu ada beberapa sarjana yang mengatakan bahwa 12 minggu pertama
kehamilan sebagai masa embrio.
Mortalitas pada masa embrio ini
tinggi, yang di sebabkan oleh abnormalitas dari gen / kromosom dan gangguan
kesehatan ibu. Makin tua umur ibu merupakan predisposisi kelainan kromosom.
Sedangkan infeksi pada ibu terutama yang di sebabkan oleh TORCH yang terjadi
pada trimester I kehamilan sering menyebabkan kelainan bawaan.
Pada masa janin yaitu pada
kehamilan 9 – 40 minggu pertumbuhan berjalan cepat dan mulai berfungsinya organ
– organ. Mortalitas pada masa janin terjadi akibat gangguan oksigenasi,
infeksi, trauma, radiasi, bahan kimia, gizi ibu dan imunitas.
a.
Pada janin umur 8 minggu beratnya hanya
1 gram dengan panjangnya 2,5 cm.
b.
Pada 12 minggu beratnya 14 gram dan
panjangnya 7,5 cm. Jenis kelamin bisa di kenali pada akir trimester I.
c.
Pada kehamilan 16 minggu berat janin 100
gram dan panjangnya 17 cm.
d.
Pada umur kehamilan 20 minggu berat
janin 500 gram.
e.
Pada 28 minggu 1000 gram dan panjangnya
35 cm.
f.
Pada 8 bulan 1500 gram dan 9 bulan / pada waktu di lahirkan rata –
rata berat bayi 3200 gram panjang badan 50 cm dan lingkar kepala 34 cm.
Pertumbuhan
janin yang pesat pada trimester III kehamilan ini adalah sebagai akibat dari
bertambahnya jaringan lemah subkutan dan masa otot.
2.
Pertumbuhan setelah lahir
a.
Berat badan
Pada
bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke
10. Berat badan menjadi 2 x berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan,
menjadi 3 kali berat badan lahir pada umur satu tahun, dan menjadi 4 kali berat
badan lahir pada umur 2 tahun.
Pada
masa prasekolah kenaikan berat badan rata – rata 2 kg/ tahun. Kemudian
pertumbuhan kostan mulai berakir dan di mulai “ pre – adolescent growth spurt
“ dengan rata – rata kenaikan berat
badan adalah 3 – 3,5 kg/ tahun, yang kemudian di lanjutkan dengan “ adolescent
growth spurt “ . di bandingkan dengan anak laki – laki “ growth spurt “ anak perempuan di mulai lebih cepat yaitu
sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki – laki baru pada umur sekitar 10
tahun. Tetapi pertumbuhan anak permpuan lebih cepat berhenti dari pada anak
laki – laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi sedangkan
anak laki – laki baru berhenti tumbuh
pada umur 20 tahun.
Kenaikan
berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang
bai adalah berkisar antara :
a.
700 – 1000 gram/ bulan pada triwulan I
b.
500 – 600 gram/ bulan pada triwulan II
c.
350 – 450 gram/ bulan pada triwulan III
d.
250 – 350 gram/ bulan pada triwulan IV
Dapat
pula digunakan rumus yang di kurip dari Behrman, 1992 untuk memperkirakan berat
badan anak adalah sebagai berikut :
-
Lahir 3,25 kg
-
3 – 12 bulan umur ( bulan ) + 9
2
-
1 – 6 tahun umur ( tahun ) x 2 + 8
-
6 – 12 tahun umur ( tahun ) x 7 – 5
2
3.
Kepala
Lingkar kepala pada waktu lahir rata –
rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala ini lebih besar dari lingkar dada. Pada
anak umur 6 bulan lingkar kepala rata – ratanya adalah 44cm, umur 1 tahun 47
cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Jadi pertambahan lingkar kepala pada 6
bulan pertama ini adalah 10 cm, atau sekitar 50 % dari pertambahan lingkar
kepala pada 6 bulan pertama kehidupan.
4.
Gigi
Gigi
pertama tumbuh pada umur 5 – 9 bualan, pada umur 1 tahun sebagian besar
mempunyai 6 – 8 gigi susu. Selama tahun ke dua gigi tumbuh lagi 8 biji,
sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14 – 16 gigi, dan pada umur 2 ½ tahun sudah
terdapat 20 gigi susu.Sedangkan waktu erupsi gigi tetap :
a.
Molar pertama 6
– 7 tahun
b.
Insisor 7-
9 tahun
c.
Premolar 9 – 11 tahun
d.
Kaninus 10
– 12 tahun
e.
Molar kedua 12 – 16 tahun
f.
Molar ke tiga 17 – 25 tahun
5. Jaringan
lemak
Selain otot – otot, jaringan lemak
juga menentukan ukuran dan bentuk tubuh seseorang. Pertambahan jumlah sel lemak
meningkat pada trimester III kehamilan sampai pertengahan masa bayi. Selain itu
jumlah sel lemak tidak banyak bertambah. Banyak dan besarnya sel lemak
menentukan gemuk atau kurusnya seseorang.
Pertumbuhan jaringan lemak melambat
sampai anak berumur 6 tahun, anak kelihatan kurus / langsing. Jaringan lemak
akan bertambah lagi pada anak perempuan umur 8 tahun dan pada anak laki – laki
umur 10 tahun sampai menjelang awal pubertas. Setelah itu pertambahan jaringan
pada pria berkurang, sedangkan pada wanita terus bertambah dan mengalami
reorganisasi hingga di capai bentuk wanita dewasa. Untuk mengukur tebalnya
lemak, yaitu dengan mengukur tebalnya lipatan kulit.
E.
Perkembangan
Motorik, Sosial, Bahasa Sesuai Tahap Perkembangannya
1.
Kemampuan Bayi (0 –12 bulan)
Pada
masa bayi baru lahir (0 sampai 28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan
dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ-organ.
Setelah 29 hari sampai dengan 11 bulan, terjadi proses pertumbuhan yang pesat
dan proses pematangan yang berlangsung secara terus menerus terutama
meningkatnya fungsi sistem syaraf. Kemampuan yang dimiliki bayi
meliputi;
a)
Kemampuan Motorik
Kemampuan
motorik merupakan sekumpulan kemampuan untuk menggunakan dan mengontrol gerakan
tubuh, baik gerakan kasar maupun gerakan halus. Motorik kasar merupakan
keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan
untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Motorik halus
merupakan keterampilan yang menyatu antara otot halus dan panca indera.
Kemampuan motorik selalu memerlukan koordinasi bagian-bagian tubuh, sehingga
latihan untuk aspek motorik ini perlu perhatian.
Kemampuan motorik pada bayi
berdasarkan usia yakni:
Usia
|
Motorik
kasar
|
Motorik
halus
|
0-3
bulan
|
mengangkat
kepala,guling-guling, menahan
kepala tetap tegak,
|
melihat,
meraih dan menendang mainan gantung,memperhatikan benda
bergerak, melihat benda-benda kecil,memegang benda,
|
3-6
bulan
|
Menyangga berat, mengembangkan
kontrol kepala.Duduk.
|
memegang benda dengan kuat, memegang benda dengan kedua
tangan,makan sendiri,mengambil benda-benda kecil.
|
6-9
bulan
|
Merangkak, menarik ke posisi
berdiri, berjalan berpegangan, berjalan dengan bantuan.
|
memasukkan benda kedalam wadah,bermain
'genderang', memegang alat tulis dan mencoret-coret,bermain mainan yang
mengapung di air, membuat bunyi-bunyian, menyembunyikan dan mencari mainan
|
9-12
bulan
|
bermain bola, membungkuk, berjalan
sendiri,naik tangga.
|
menyusun balok/kotak,menggambar,
bermain di dapur.
|
b)
Kemampuan Bicara dan Bahasa
Masa
bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin sehingga dalam
masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar. Kemampuan bicara bayi
masih dalam bentuk pra bicara, yang diekspresikan dengan cara menangis,
mengoceh, gerakan isyarat dan ekspresi wajah seperti tersenyum.
Ekspresi
emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara, sebagai cara untuk
mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau orang lain. Bayi akan bereaksi
pada ekspresi wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua membaca ekspresi
bayi dan merespon jika ekspresi bayi menunjukkan tertekan atau gembira. Jika
orangtua lebih banyak menunjukkan suasana hati yang positif seperti selalu
gembira, santai dan menyenangkan, akan mempengaruhi pemahaman bayi terhadap
sesuatu dan cenderung menimbulkansuasana hati yang menyenangkan.
Kemampuan
bicara pada bayi sebenarnya ada hubungannya dengan perkembangan otak, terutama
pada saat bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan menyampaikan apa yang ada
dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan, berbicara, tersenyum dan mengerutkan
dahi, sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam otak. Meski keterkaitan
sel-sel syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih sangat lemah, namun akan
sangat mempengaruhi pada perkembangan sel syaraf pada tahap selanjutnya.
Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:
Usia
|
Kemampuan
Bicara dan Bahasa
|
0-3
bulan
|
prabicara,meniru
suara-suara, mengenali berbagai suara.
|
3-6
bulan
|
mencari sumber
suara, menirukan kata-kata..
|
6-9
bulan
|
menyebutkan nama gambar di buku
majalah,
menunjuk dan menyebutkan nama
gambar-gambar.
|
9-12
bulan
|
menirukan kata-kata, berbicara
dengan boneka, bersenandung dan bernyanyi.
|
c) Kemampuan Sosialisasi dan
Kemandirian
Kemampuan
sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan sosialisasi pada masa bayi
diawali di dalam keluarga, dimana dalam keluarga terjadi hubungan timbal balik
antara bayi dan pengasuh atau orangtua. Melalui perhatian dan perilaku orangtua
akan memberi kerangka pada bayi dalam berinteraksi dan pengalaman yang
terpenting bagi bayi karena keluarga adalah melibatkan proses kasih sayang.
Kemampuan bayi untuk bersosialisasi mulai muncul, dasar-dasar sosial mulai
dibentuk, yang diperoleh dengan cara mencontoh perilaku pada situasi sosial
tertentu. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sbb:
Usia
|
Kemampuan
Sosialisasi dan Kemandirian
|
0-3
bulan
|
memberi rasa aman dan kasih
sayang,mengajak bayi tersenyum, mengajak bayi mengamati benda-benda dan
keadaan di sekitarnya, meniru ocehan dan mimik muka bayi,mengayun
bayi,menina bobokan.
|
3-6
bulan
|
bermain "ciluk
ba', melihat dirinya di kaca,berusaha meraih mainan.
|
6-9
bulan
|
mulai bermain atau
'bersosialisasi' dengan orang lain.Mulai melambaikan tangan jika ditinggal
pergi.Mulai membalas lambaian tangan orang lain.
|
9-12
bulan
|
Minum sendiri dari sebuah cangkir,
makan bersama-sama, menarik mainan yang letaknya agak jauh.
|
2.
Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima
Tahun (12 – 59 bulan)
Pada
masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi
eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa usia ini akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3 tahun
pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung;
dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga
terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks.
a)
Kemampuan Motorik
Masa
ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya, karena
tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh. Demikian
halnya dengan kemampuan motorik halus anak, sudah mulai meningkat dan menjadi
lebih tepat pada saat berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan tubuh
dapat bergerak bersama dibawah koordinasi yang lebih baik daripada
mata. Kemampuan motorik yang dimiliki anak sbb;
Usia
|
Gerak
Kasar
|
Gerak
Halus
|
12-15
bulan
|
Berjalan tanpa pegangan sambil
menarik mainan yang bersuara,Berjalan mundur, Berjalan naik dan turun
tangga, Menangkap dan melempar bola
|
Bermainan balok dan menyusun
balok. Memasukkan, mengeluarkan benda kedalam wadah.
|
15-18
bulan
|
Bermain di luar rumah.Bermain air. Menendang bola.
|
Meniup,Membuat untaian.
|
18-24
bulan
|
Melompat, Melatih keseimbangan
tubuh,Mendorong mainan dengan kaki.
|
Mengenal berbagai ukuran dan
bentuk,Bermain puzzle,Menggambar wajah atau bentuk,
|
24-36
bulan
|
Latihan menghadapi rintangan,Melompat
jauh,Melempar dan menangkap bola besar.
|
Membuat gambar tempelan,Memilih
dan mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya,Bermain/menyusun balok-balok.
|
36-48
bulan
|
Menangkap bola kecil dan
melemparkan kembali. Berjalan mengikuti garis lurus,Melompat dengan satu
kaki,Melempar benda-benda kecil ke atas, Menirukan binatang berjalan.
|
Memotong dengan menggunakan
gunting,Belajar 'menjahit' dengan tali
rafia.Menggambar/menulis garis lurus,
bulatan,segi empat, huruf dan angka.Mengenal campuran warna dengan cat air.
|
48-60
bulan
|
Lomba karung,Main engklek, Melompat
tali.
|
Mengenal
konsep "separuh atau satu". Menggambar
dan atau melengkapi gambar,Membandingkan besar/kecil, banyak/sedikit,
berat/ringan.Berkebun.
|
b)
Kemampuan Bicara dan Bahasa
Bertambahnya
kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk menjelajahi dunia
sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk lahirnya kemampuan kognitif
anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti belajar membaca adalah berkaitan dengan
masukan dari mata anak yang ditransmisikan ke otak anak, kemudian melalui
sistem yang ada di otak, menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf, kata-kata
dan asosiasinya. Akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk bicara.
Anak
mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya memahami sesuatu.
Biasanya anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang menjadi kemampuan
untuk bertindak tanpa harus mengucapkannya. Hal ini merupakan suatu transisi
awal untuk dapat lebih berkomunikasi secara sosial.
Usia
|
Kemampuan
Bicara dan Bahasa
|
12-15ulan
|
Membuat
suara dari dari barang2 yang dipilihnya,Menyebut nama bagian tubuh,Melakukan
pembicaraan.,
|
15-18
bulan
|
Bercerita tentang gambar di
buku/majalah, Permainan telepon-teleponan,Menyebut berbagai nama barang.
|
18-24
bulan
|
Melihat acara televisi,Mengerjakan
perintah sederhana,Bercerita tentang apa yang dilihatnya.
|
24-36
bulan
|
Menyebut nama lengkap
anak,Bercerita tentang diri anak,Menyebut berbagi jenis pakaian.Menyatakan
keadaan suatu benda.
|
36-48
bulan
|
Berbicara dengan anak,Bercerita
mengenai dirinya,Bercerita melalui album foto, Mengenal huruf besar
menurut alfabet.
|
48-60
bulan
|
Belajar mengingat-ingat,Mengenal
huruf dan simbol,angka,Mengumpulkan foto kegiatan keluarga,Mengenal dan
mencintai buku,Menceritakan masa kecil anak, Membantu pekerjaan di dapur.
|
c)
Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
Dasar-dasar
sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada masa ini mulai
berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan
hubungan dengan sanak keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun pertama
berpusat pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan seperti permainan,
pembicaraan dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar
terhadap sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan
teman sebayanya, melalui bermain, meski interaksi yang dibangun dalam permainan
bukan bersifat sosial, namun sebagai kegiatan untuk menyenangkan dan
dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri.
Usia
|
Kemampuan
Bersosialisasi dan Kemandirian
|
12-15
bulan
|
Menirukan
pekerjaan rumah tangga,Melepas pakaian,Makan sendiri,Merawat mainan,Pergi ke
tempat-tempat umum.
|
15-18
bulan
|
Belajar memeluk dan mencium, Membereskan
mainan/membantu kegiatan di rumah,Bermain dengan teman sebaya,Bermain petak
umpet.
|
18-24
bulan
|
Mengancingkan kancing
baju,Permainan yang memerlukan interkasi dengan teman bermain.Membuat
rumah-rumahan,Berpakaian,
|
24-36
bulan
|
Melatih buang air kecil dan buang
air besar di WC/kamar mandi. Berdandan/memilih pakaian sendiri.Berpakaian
sendiri.
|
36-48
bulan
|
Mengancingkan kancing tarik,Makan
pakai sendok garpu,Membantu memasak,Mencuci tangan dan kaki,Mengenal
aturan/batasan.
|
48-60
bulan
|
Membentuk kemandirian dengan
memberi kesempatan mengunjungi temannya tanpa ditemani.Membuat atau menempel
foto keluarga,Mengikuti aturan permainan/petunjuk,
|
3.
Masa Anak Pra Sekolah (usia 60-72
bulan atau 5-6 tahun);
Pada
masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, aktivitas jasmani semakin
bertambah dan meiningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Anak mulai
menunjukkan keinginannya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada
masa ini, anak mulai diperkenalkan dengan lingkungan luar selain lingkungan
dalam rumah, sehingga anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai
berteman bahkan anak banyak keluarga menghabiskan waktunya bermain di luar
rumah, seperti bermain di taman atau ke tempat-tempat yang menyediakan
fasilitas bermain anak.
Pada
masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karenanya panca indera dan
sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap
sehingga anak mampu belajar dengan baik. Proses belajar yang tepat bagi usia
ini adalah dengan cara bermain. Kemampuan yang dimiliki pada anak pra
sekolah adalah sbb:
Kemampuan
|
Keterangan
|
Gerak
kasar
|
bermain bola dengan teman
sebayanya, naik sepeda, bermain sepatu roda.
|
Gerak
halus
|
membuat sesuatu dari tanah
liat/lilin, bermain "berjualan",mengenal kalender,mengenal
waktu,belajar mengukur.
|
Bicara
dan bahasa
|
mengenal benda yang serupa dan
berbeda,bermain tebak-tebakan,berlatih mengingat-ingat,mengamati/meneliti
keadaan sekitar.
|
Bersosialisasi
dan kemandirian.
|
Berkomunikasi dengan
anak, Berteman dan bergaul,Mematuhi peraturan keluarga
|
Perkembangan Aspek Bahasa (berbicara)
Perkembangan bahasa di tingkat
pemula ( bayi) dapat dianggap semacam persiapan berbicara.
a.
Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam
hal ini tangisan bayi dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.
b.
Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut
maksud yang hendak dinyatakannya.
c.
Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi ( suara-suara ) yang banyak
ragamnya. tetapi bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti , hanya untuk melatih
pernapasan saja.
d.
Menjelang ussia pertengahan di tahu pertama, ia meniru
suara-suara yang didengarkannya, kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi
bukan karna dia sudah mengerti apa yang dikatakan kepadanya.
Ada dua alasan mengapa bayi belum
pandai berbicara: pertama, alat-alat bicaranya belum sempurna. Kedua, untuk
dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang belum dimiliki oleh anak
bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui belajar dan berkomunikasi
dengan orang lain secara timbal balik.
Ditingkat pemula ( bayi ) tidak ada
perbedaan perkembangan bahasa antara anak yang tuli dengan anak yang biasa.
Anak tuli juga menyatakan perasaan tak senang dengan cara menangis. sedangkan
rasa senangnya dinyatakan dengan berbagai macam suara raban, tetapi tingkat
perkembangan bahasa yang selanjutnya tidak dialami olehnya. Ia tidak mampu
mengulangi suara-suara rabannya dan suara orang lain. Jika ia nanti sudah
besar, ia akan menjadi bisu.Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah
agar dapat memenuhi:
1.
Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri
sendiri, dan kawan-kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah – 3 tahun.
2.
Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3.
Pergaulan social dengan orang lain.
4.
Menyatakan pendapat dan ide-idenya.
Perkembangan bahasa seorang anak
menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa,
yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa
kalimat majemuk.
a.
Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan
Dalam masa pertama ini seorang anak
mulai mengeluarkan suara-suara raban yakni permainan dengan tenggorokan, mulut
dan bibir supaya selaput suara menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini
seorang anak sudah dapat menirukan suara-suara walaupun tidak begitu sama
persis dengan bunyi aslinya. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata seperti
“ibu” dan lainnya.
b.
Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun
Dalam masa kedua ini terjadi masa apa
itu, masa dimana mulai timbul suatu dorongan dalam diri seorang anak untuk
mengetahui banyak hal. Inilah yang menyebabkan anak akan sering bertanya apa
ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya. Dan di masa ini kemampuan anak merangkai
kata mulai meningkat.
c.
Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d setengah tahun.
Dalam masa ketiga ini terdapat usaha
anak untuk dapat berbahasa dengan lebih baik dan sempurna. Anak mulai bisa
menggunakan kalimat tunggal serta menggunakan awalan dan akhiran pada kata.
Namun tak jarang anak membuat kata-kata baru yang lucu didengar dengan
menggunakan caranya sendiri.
d.
Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.
Di tahap ini seorang anak sudah
dapat mengucapkan kalimat yang lebih panjang dan sempurna,baik berupa kalimat
majemuk dan berupa pertanyaan, sehingga susunan bahasanya terdengar lebih
sempurna.
Perkembangan Sosial
Menurut keyakinan tradisional
sebagian manusia dilahirkan dengan sifat social dansebagian tidak. Orang yang lebih
banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama dengan orang lain, atau
mereka yang bersifat social pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar
dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah bersifat demikian, atau karena factor
keturunan. Juga orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social.
1.
Mulainya Perilaku Sosial
Pada waktu lahir, bayi tidak suka
bergaul dengan orang lain. Selama kebutuhan fisik mereka terpenuhi, mereka
tidak mempunyai minat terhadap orang lain. Pada bulan pertama atau kedua sejak
bayai dilahirkan, mereka semata-mata bereaksi terhadap rangsangan dilingkungan
mereka, terlepas dari apakah asal rangsangan itu manusia atau benda.
Sosialisasi dalam bentuk perilaku
yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala bayidapat membedakan
antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi secara berbeda
terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat dan terkoordinasi
sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan mengikuti gerak orang
ataubenda tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas. Pendengaran mereka
juga cukup berkembang sehingga memungkinkan mereka mengenal suara.
2.
Reaksi Terhadap Orang Deewasa
Reaksi social pertama bayi adalah
terhadap orang dewasa karena, secara normal, orang dewasa merupakan hubungan
social pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan, mereka
memalingkan muka kearah suara maa dan tersenyum membalas senyuman atau
berketuk. Bayi mengeksperesikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain
dengan tersenyum, menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman
social, atau senyuman sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan dari
senyuman reflek yang timbul olehrabaan pada pipi atau bibir bayi, dipandang
sebagai awal perkembangan social.
Pada bulan ketiga, bayi menangis
ketika ditinggalkan sendiriran dan mereka berhenti menangis jika diajak
berbicara atau dialihkan perhatiannya dengan suara gemerincing atau bunyi alat
lainnya. Pada bulan keempat, bayi melakukan penyesuaian pendahuluan kalau akan
diangkat, memperlihatkan perhatian yang selektif terhadap wajah orang, melihat
ke arah orang yang meninggalkannya, tersenyum kepada seseorang yang berbicara
dengannya, memperlihatkan kegembiraan terhadap perhatian pribadi, dan tertawa
bila diajak bermain.
Dari umur lima sampai enam bulan,
bayi bereaksi secara berbeda kepada senyuman dan omelan, dan dapat membedakan
antara suara yang ramah dan suara yang bernada marah. Padausia enam bulan,
gerak social mereka semakin agresif. Sebagai contoh, bayi menarik rambut orang
yang membopongnya, mencekau hidung dan kacamatanya, dan meraba wajah orang
tersebut.
Pada umur tujuh atausembilan bulan, bayi berusaha
menirukan suara pembicaraan dan juga menirukan perbuatan dan isyarat yang
sederhana. Pada umur 12bulan, mereka dapat menahan diri untuk melakukan sesuatu
sebagai reaksi atas kata-kata, “jangan-jangan!”. Dari umur 15bulan, bayi
memperlihatkan minat yang semakin bertambah terhadap orang dewasa dan keinginan
yang kuat untuk berada bersama atau menirukan mereka. Pada umur dua tahun,
merekadapaat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah aktivitas
sederhana, seperti membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.
3.
Reaksi Terhadap Bayi Lain
Petunjuk pertama yang nyata bahwa
bayi memperhatikan bayi lain terjadi antara umur empat dan lima bulan ketika
mereka tersenyum kepada bayi lain atau memperlihatkan perhatian pada tangis
bayi lain. Hubungan yang ramah diantara bayi biasanya mulai antara umur enam
bulan dan delapan bulan yang mencakup melihat, dan meraba bayi lain. Usaha yang
seringkali menimbulkan perkelahian.
Reaksi social terhadap bayi lain dan
anakanak berkembang pesatpada umur dua tahun. Pada umur 12 dan 13 bulan, bayi
tersenyum dan tertawa menirukan bayi lain atau anak-anak. Minat mereka
berpindah dari mainan ke bayi lain atau anak-anak, perkelahian berkurang dan
pada waktu bermain mereka lebih banyak bekerja sama. Pada pertengahan akhir
tahun kedua, bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan social.
Mereka bekerjasama dengan teman bermain, mengubah perilaku untuk menyesuaikan
diri dengan aktivitas ke teman bermain, dan melibatkan diri dalam permainan
yang sederhana dengan anak-anak kecil atau anak-anak yang lebih tua.
4.
Perkembangan Sosial Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Dari umur dua sampai enam tahun,
anak belajar melakukan hubungan social dan bergaul dengan orang-orang di luar
lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar
menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain.
Masa kanak-kanak awal sering disebut
“usia pragang” (pregang age). Pada masa ini sejumlah hubungan yang dilakukan
anak dengan anak-anak lain meningkat dan ini sebagian menentukan bagaimana
gerak maju perkembangan social mereka. Anak-anak yang mengikuti pendidikan
prasekolah, misalnya pendidikan untuk anak sebelum taman kanak-kanak (nursery
school), pusat pengasuhan anak pada siang hari (day care center), atau taman
kanak-kanak (kindergarden), biasanya mempunyai sejumlah besar hubungan social
yang telah ditentukan dengan anak-anak yang umurnya sebaya.
Salah satu diantara sejumlah
keuntungan pendidikan prasekolah adalah bahwa pusat pendidikan tersebut
memberikan pengalaman social dibawah bimbingan para guru yang terlatih yang
membantu mengembangkan hubungan yang menyenangkan dan berusaha agar anak-anak tidak
mendapat perlakuan yang mungkin menyebabkan mereka menghindari hubungan social.
Akibatnya, semua reaksi negative kepada anak lain berkurang.
Setiap tahun berganti, anak kecil
semakin kurang menggunakan waktunya dengan orang dewasa dan hanya memperoleh
kesenangan sedikit dari pergaulan dengan orang dewasa. Pada saat yang sama,
minat mereka terhadap teman sepermainan yang berusia sebaya semakin bertambah
dan kesenangan yang mereka peroleh dari pergaulan ini semakin kuat.
5.
Hubungan Dengan Anak Lain
Sebelum usia dua tahun, anak kecil
terlibat dalam permainan searah. Meskipun dua atau tiga orang anak
bermaindidalam ruangan yang sama dan dengan jenis mainan yang sama, interaksi
social yang terjadi sangat sedikit. Hubungan mereka terutama terdiri atas meniru
atau mengamati satu sama lain atau berusaha mengambil mainan anak lain.
Sejak umur tiga atau empat tahun,
anak-anak mulai bermain bersma dalam kelompok, berbicara satu sama lain pada
saat bermain, dan memilih dari anak-anak yang hadir siapa yang akan dipilih
untuk bermain bersama. Perilaku yang umum dari kelompok ini ialah mengamati
satu sama lain, melakukan percakapan.
6.
Perkembangan Sosial Pada Masa Kanak-Kanak Akhir
Setelah anak memasuki sekolah dan
melakukan hubungan yang lebih banyak dengan anak laindibandingakan degan ketika
masa prasekolah, minat pada kegiatan keluarga berkurang. Pada saat yang sama
permainan yang bersifat individual menggantikan permainan kelompok.
Pada waktu mulai sekolah, anak
memasuki “usia gang”, yaitu usia yang pada saat itu kesadaran social berkembang
pesat. Menjadi pribadi yang social merupakan salah satu tugas perkembangan yang
utama dalam periode ini. Anak menjadi anggota suatu kelompok teman sebaya yang
secara bertahap menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilaku. Kelompok
teman sebaya didefinisikan oleh Havighurst sebagai suatu “kumpulan orang yang
kurang lebih berusia sama yang berfikir dan bertindak bersama-sama”.
Pada masa transisi dari usia pragag
masa kanak-kanak akhir, anak beralih dari satu kelompok kekelompok lain atau
dari aktivitas kelompk ke aktivitas individual.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang
manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Setelah melewati proses
menjadi bayi akan tumbuh menjadi balita dan anak prasekolah. Masa-masa inilah
merupakan masa yang paling penting bagi orangtua memberikan perhatian dan kasih
sayangnya. Pada masa ini pula kebutuhan fisik dan psikologi harus dipenuhi
secara maksimal. Untuk membentuk pribadi yang baik di masa yang akan datang.
Pertumbuhan dan perkembangan anak harus sesuai dengan
tahapan usianya. Orangtua harus memantau pertumbuhan dan perkembangan agar
dapat diketahui ada tidaknya gangguan pada anak.
B.
Kritik dan Saran
Setelah
membaca makalah ini diharapkan untuk pembaca dapat memahami seluk beluk tentang
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sehingga dapat memantau setiap anak yang
sedang mengalami tumbuh kembang. Selain itu, diharapkan pembaca dapat membantu
tenaga kesehatan untuk mengetahui ada atau tidaknya anak yang mengalami
gangguan dalam tumbuh kembang.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan,
Rusepno. 1985. Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Marni dan
Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryunani,
Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
makalah nya bagus
BalasHapus