MAKALAH
ASUHAN
PRIMER PADA BAYI USIA 6 MINGGU PERTAMA
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah
Dosen Pengampu : Indayana S., S.S.T.,
M.Kes.
Disusun Oleh :
SJAHAR BANU
NIM. 140007
AKADEMI KEBDIANAN DUTA DHARMA PATI
T.A. 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas izin dan ridhonya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
tentang” ASUHAN PRIMER PADA BAYI USIA 6 MINGGU PERTAMA” ini dengan baik.
Adapun makalah ini disusun untuk menanmbah pengetahuan kita
semua tentanng bagaimana asuhan primer pada bayi usia 6 minggu. Tak lupa pula
kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah membimbing kami untuk menyusun makalah sederhana kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak
kekurrangan dan kelemahannya serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami
sebagai penyusun sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalh ini
bermanfaat untuk para pembaca.
Pati 15 September 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ...... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A.
Latar Belakang........................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................... 1
C.
Tujuan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2
A.
Peran bidan pada bayi sehat.................................................... 2
B.
Bounding attachment.............................................................. 2
C.
Manfaat bounding attachment................................................ 3
D.
Elemen – elemen bounding ettechment.................................. 4
E.
Prinsip – prinsip dan upaya meningkatkan
bounding attachment 5
F.
Cara untuk melakukan bounding
attachment......................... 6
G.
Rencana asuhan pada bayi berusia 1-6
minggu....................... 7
H.
Assessment / analisis data....................................................... 9
BAB III PENUTUP................................................................................... 10
A.
Kesimpulan........................................................................... 10
B.
Saran..................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Bayi yang baru lahir mendapatkan pengalaman yang sama sekali
berbeda dengan Yang kita alami. Meraka sepenuhnya
bergantung pada orangtuanya untuk seluruh kebutuhan dasarnya. Untung nya mereka
memiliki cara untuk mengkomunikasikannya dengan orang tuanya. Di 6 minggu
pertama, anda dan bayi anda akan belajar banyak satu sama lain. Proses”give dan
take” yang terjadi antara anda dan bayi anda akan menciptakan yang kuat,
hubungannya dengan anda akan menjadi landasan baginya untuk berhubungan dengan
yang lainnya. perhatikan bayi anda baik – baik karena bayi anda sangat
memperhatikan anda dan seberapa baik anda memperlakukannya. Telentangkan bayi
anda selagi tidur karena dia belum mampu mengubah posisi badannya jika dia
sulit bernapas kecuali jika dokter anak anda menyarankan lain.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
peran bidan pada bayi sehat
2.
Manfaat
bounding attachmen
3.
Cara
untuk melakukan bounding attachmen
4.
Bagaimana
rencana asuhan pada bayi berusia 1- 6 minggu.
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
apa itu bounding attachmen
2.
Mengetahui
bagaimana rencana asuhan pada bayi berusia 1 – 6 minggu
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Peran
bidan pada bayi sehat
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, mak dari itu peran
bidan pada bayi sehat Adalah
dengan cara memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami.merupakan hal
yang normal bila frekuensi BAB bayi mendapatkan ASI menurun saat kolostrum yang
bersipat pencahar, benar- benar tidak terdapat lagi dalam ASI setelah sekitar
usia 6 minggu. Merupakan hal yang normal pula untuk bayi ASI berusia lebih dari
6 minggu hanya BAB 1 kali setiap beberapa hari.
B.
Bounding Attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan Attacment (membangun
ikatan) Jadi Bounding Attacment adalah
sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang
tua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu
interaksi terus – menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Menurut Brazelton ( 1978 ), Bounding merupakan suatu
ketertarikan mutualisme pertama antar individu, misalnya antara orang tua dan
anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu perasaan
menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu lain.Nelson dan May (1996 )
mengatakan, attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan
perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Klaus, kenell ( 1992 ), bounding attachment bersifat unik, spesifik,dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya waktu di pisah oleh jarak dan waktu dan tanda – tanda peradaban secara fisik tidak terlihat. Bagian penting dari ikatan ini adalah perkenalan.Menurut Saxton dan Pelikan ( 1996 ), bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan efeksi ( kasih sayang ) oleh ibu kepada bayi bayinya segera setelah lahir. Sedangkan, Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
Menurut Klaus, kenell ( 1992 ), bounding attachment bersifat unik, spesifik,dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya waktu di pisah oleh jarak dan waktu dan tanda – tanda peradaban secara fisik tidak terlihat. Bagian penting dari ikatan ini adalah perkenalan.Menurut Saxton dan Pelikan ( 1996 ), bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan efeksi ( kasih sayang ) oleh ibu kepada bayi bayinya segera setelah lahir. Sedangkan, Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
C.
Manfaat Bounding Attachment
Dampak positif yang dapat di peroleh dari bounding
attachment : bayi merasa di cintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap
social, bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi. Hambatan yang terjadi
yang terjadi dalam bounding attachment kurangnya support system, ibu dengan
resiko, bayi dengan resiko, kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
Konrad Lorenz pun mengeluarkan pendapat (1965 ), bahwa periode awal kelahiran hingga batas waktu tertentu merupakan saat – saat terjalinnya keakraban dan ketertarikan yang sangat penting pada bayi ( pada bayi angsa adalah 36 jam pertama, sedangkan pada manusia adalah setahun pertama).Menurut Stayton ( 1973 ), para ibu yang menunjukkan” ketertarikan yang tidak aman” cenderung bereaksi menurut keinginan pribadi, bukan karna isyarat dari sang bayi. Para ibu itu akan memeluk bayi yang menangis bila mereka yang ingin memeluk bayi itu, tapi akan mengabaikan tangisan bayidi waktu lain. Ibu yang kurang responsif, seperti itu, selama tahun pertama akan mengembangkan keterikatan yang tidak aman antara dia dan bayinya.
Konrad Lorenz pun mengeluarkan pendapat (1965 ), bahwa periode awal kelahiran hingga batas waktu tertentu merupakan saat – saat terjalinnya keakraban dan ketertarikan yang sangat penting pada bayi ( pada bayi angsa adalah 36 jam pertama, sedangkan pada manusia adalah setahun pertama).Menurut Stayton ( 1973 ), para ibu yang menunjukkan” ketertarikan yang tidak aman” cenderung bereaksi menurut keinginan pribadi, bukan karna isyarat dari sang bayi. Para ibu itu akan memeluk bayi yang menangis bila mereka yang ingin memeluk bayi itu, tapi akan mengabaikan tangisan bayidi waktu lain. Ibu yang kurang responsif, seperti itu, selama tahun pertama akan mengembangkan keterikatan yang tidak aman antara dia dan bayinya.
Clarke dan Stewart ( 1973 ) pun mendukung pendapatStayton.
Menurut mereka, para ibu yang memiliki ikatan aman dengan bayinya, lebih
bersifat responsif terhadap kebutuhan bayi, memberi stimulus sosial yang lebih
banyak dengan mengajak sang bayi bercakap – cakap atau bermain bersama. Dan
para ibu tersebut pun mengungkapkan rasa sayang dengan lebih baik. Mary
Ainsworth (1979 ) yang juga sepaham dengan stayton mengajukan tiga tipe
keterikatan utama, yaitu tipe A ( cemas menghindar atau anxious – avoidant ),
tipe B ( keterikatan aman ), dan tipe C ( cemas menolak atau anxious resistant
).
D.
Elemen – elemen Bounding Attachment
1.
Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, dipakai
secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk
mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung
jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hamper sama, yakni
pengasuh mulai mengeksplorasikan jari tangan kebagian kepaladan tungkai kaki.
Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelis badan
bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya (Rubin, 1963; Klaus, Kennell, 1982;
dan Tulman, 1985 ). Gerakan ini di pakai untuk menenangkan bayi.
2.
Kontak
Mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara
fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan
lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan dengan
melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayi nya ( Klaus dan
Kennell 1982 ).
3.
Suara
Saling mendengar dan merespons sura
antara orang tua dan bayinya juga penting dilakukan. Orang tua menunggu
tangisan pertama bayinaya dengan tegang. Bayi akan menjadi tenang dan berpaling
kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada
tinggi.
4.
Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara
orang tua dan bayi ialah respons terhadap aroma/ bau masing –masing. Ibu
mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik ( porter, cernoch, perry,
1983) sementara itu, bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu
ibunya (Stainton, 1985)
5.
Hiburan
(entertainment)
Bayi baru lahir bergerak – bergerak
sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan,
mengangkat kepala, menendang – nendangkan kaki, seperti sedang berdansa
mengikuti nada suara orang tua nya. Hiburan terjadi saat anak mulai berbicara.
Irama ini berpungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan
suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6.
Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru
lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu
tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal ( bioritme ). Orang tua
dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsistens dan
dengan memanfaat kan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsive.
7.
Kontak
Dini
Saat ini tidak ada bukti – bukti
alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang
penting untuk hubungan orang tua dan anak.
8.
Kehangatan
Tubuh ( body warmth )
9.
Waktu
Pemberian Kasih Sayang
10.
Stimulasi
Hormonal
E.
Prinsip – prinsip dan upaya
meningkatkan bounding attachment
1.
Bounding
attachment dilakukan di menit pertama dan jam pertama
2.
Orang
tua merupakan orang yang menyentuh bayi pertama kali
3.
Adanya
ikatan yang baik dan sistematis
4.
Orang
tua ikut terlibat dalam proses persalinan
5.
Persiapan
( perinatal care- PNC ) sebelumny
6.
Cepat
melakukan proses adaptasi
7.
Kontak
sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman
8.
Tersedianya
fasilitas untuk kontak lebih lama
9.
Penekanan
pada hal- hal positif
10. Adanya perawatan maternitas khusus (
bidan )
11. Libatkan anggota keluarga lainny
12. Pemberian imfomasi bertahap mengenai
bounding attachment
F.
Cara melakukan bounding attachment
1.
Inisiasi
Dini; setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan di atas ibu. Dia akan
merangkak dan mencari putting susu ibunya.
2.
Pemberian
ASI ekslusif; dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah
lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
menjadikan ibunya merasa bangga dan diperlukan.
3.
Rawat
Gabung; Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjalin proses lekat ( early infant mother bounding ) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
4.
Kontak
Mata; beberapa ibu berkata ketika begitu bayinya bisa mamandang mereka, mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya.
5.
Suara;
mendengar dan merespon antara suara orang tua dan bayinya sanbgat penting
6.
Aroma
; setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroama susu ibunya.
7.
Entrainment
; bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan
8.
Bioritme
; salah satu tugas bayi baru lahir adalahmembentuk ritme personal ( bioritme )
Berhasil atau tidaknya bounding
attachment ini sangat di pengaruhi oleh kondisi – kondisi sebagai berikut:
1.
Kesehatan
emosional orang tua; orang tua yang mengharapkan kehadiran sianak dalam
kehidupannya tentu akan memberi respons emosi yang berbeda dengan orang tua
yang tidak menginginkan bayi tersebut.
2.
Tingkat
kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak; dalam berkomunikasi
dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu
tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing- masing.
3.
Dukungan
sosisal seperti keluarga, teman dan pasangan; dukungan dari keluarga, teman,
terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena
dengan adanya dukungan dari orang – orang terdekat akan memberikan suatu
semangat/ dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang
yang pada bayinya.
4.
Kedekatan
orang tua ke anak; dengan metode rooming ini kedekatan antara orang tua dan
anak dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan
batin terwujudnya diantara keduanya.
5.
Kesesuaian antara orang tua dan anak; anak
akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarganya yang lain ketika keadaan
anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
G.
Rencana asuhan pada bayi berusia 1-6
minggu
Pengumpulan data subjektif
1.
Tanyakan
pada ibu mengenai kondisi kesehatan bayi secara keseluruhan.
2.
Tanyakan
pada ibu mngenai masalah – masalah yang di alami terutama dalam proses
menyusui.
3.
Jika
ibu sedang menyusui bayinya, amati letak mulut bayi pada puting, posisi
menyusui, isapan, dan refleks menelan bayi.
4.
Apakah
ada orang lain yang dapat membantu pekerjaan ibu baru tersebut.
5.
Amati
keadaan rumah, terutama kebersihannya.
6.
Amati
persediaan makanan dan air.
7.
Amati
keadaan suasana hati ibu yang baru.
8.
Amati
cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya.
9.
Tanyakan pada ibu kapan bayi tersebut lahir.(
jika anda tidak menolong ibu dalam persalinan ).
10. Apakah bayi mengalami pertumbuhan
dan ada penambahan berat badan.
11. Apakah bayi menunjukkan tanda –
tanda bahaya.
12. Apakah bayi menyusu dengan baik
13. Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sekali
14. Apakah bayi berkemih 6-8 kali
perhari
15. Apakah bayi menderita demam
16. Apakah bayi tanpak waspada saat
bangun
17. Apakah matanya mengikuti gerakan
ibu.
Pengumpulan data objektif
1.
Pemeriksaan
fisik
2.
Tinjauan
ulang system – system utama tubuh
a.
Sistem
pernapasan.
b.
Sistem
kardiovaskuler dan darah
c.
Sistem
ginjal
d.
Sistem
gastrointestinal
e.
Pengaturan
suhu
f.
Adaptasi
imunologi
g.
Sistem
reproduksi
h.
Sistem
musculoskeletal
i.
Sistem
neurologi
3.
Panca indera
a.
Penglihatan
b.
Penciuman
c.
Pengecapan
d.
Pendengaran
e.
Sentuhan
H. Assessment/
Analisis Data
1.
Planning
Keluarga di berikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
bayi yang meliputi hal – hal berikut:
1.
Tempat
tidur yang tepat
2.
Memandikan
bayi
3.
Mengenakan
pakaian
4.
Perawatan
tali pusat
5.
Perawatan
hidung
6.
Perawatan
mata dan telinga
7.
Perawatan
kuku
8.
Kapan
membawa bayi keluar rumah
9.
Pemeriksaan
10. Perawatan kulit
11. Bermain
12. Pemantauan berat bayi
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adalah ketika ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa
kehamilan, dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Sebab adanya
dorongan dari janin.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa makalh ini belumlah sempurna, oleh
karena itu sran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan neonatus bayi dan anak balita
oleh( Vivian nanny lia dewi )
Penerbit salemba medika
Asuhan neonatus bayi dan ank balita oleh (ai yeyeh rukiyah, s,sit. MKM.
Lia yulianti ,Am. Keb, MKM)
Penerbittrans info media
Penerbit salemba medika
Asuhan neonatus bayi dan ank balita oleh (ai yeyeh rukiyah, s,sit. MKM.
Lia yulianti ,Am. Keb, MKM)
Penerbittrans info media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar