MAKALAH
KONSEP
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar
Dosen Pengampu: Intan Lusiana, SST
Disusun oleh:
DESI NURIANTI
NIM. 140002
Angkatan: X (Sepuluh)
AKADEMI KEBIDANAN DUTA DHARMA
T.A 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmaat-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep masyarakat Pedesaan dan Perkotaan” tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar.
Dalam
kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Sumami,SKM, M.Kes
selaku Direktur Akbid Duta Dharma.
2.
IbuIntan Lusiana, SSTselaku
dosen pembimbing.
3.
Orang tua kami yang telah
membantu secara moril maupun materi.
Dan
pihak-pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu. Penyusun menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, tetapi penyusun
mengerjakan, menyelesaikan makalah ini dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan, Ada pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat dijadikan masukan bagi penulis guna
menjadi acuhan bekal pengalaman penulis di masa yang akan datang.
Pati, Maret 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................... i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR
ISI .................................................................................................. ...... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A.
Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN
TEORI........................................................................ 3
A. Pengertian
Masyrakat Desa....................................................... 3
B. Pengertian
Masyarakat perkotaan............................................. 3
BAB III PEMBAHASAN............................................................................. 6
A. Masyarakat
Perkotaan............................................................... 6
B. Masyarakat Pedesaan.............................................................. 11
C. Perbedaan antara Pedesaan dan Perkotaan............................. 16
D. Interaksi Pedesaan danPerkotaan............................................ 16
E. Hubungan Pedesaan dan Perkotaan........................................ 17
F.
Mengidentifikasi Masalah Sosial............................................. 18
G. Solusi Masalah
Sosial.............................................................. 20
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 23
A. Kesimpulan.............................................................................. 23
B. Saran........................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 24
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Banyak alasan pentingnya
membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Selain belum ada
kesempatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai suatu pengertian
yang baku,juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya banyak
dicurahkan kepedesaan, maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian
struktur,sosial atau kehidupanya.Dalam keadaan desa yang “sebenarnya”,desa
masih dianggap sebagai standard an pemelihara system kehidupan bermasyarakat
dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan,
gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat,kehidupan
moral-susila,dan lain-lain.
Orang kota membayangkan
bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun, tenang, selaras,
dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan, mudah terjadi konflik atau
persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah,
gengsi, perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan
wanita. Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada
benarnya, akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat
pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa
(pertanian),semula orang beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami
involusi (kemunduran) pertanian yang berjalan dalam proses kemiskinan dan
apapun teknologi dan kelembagaan modern yang masuk ke pedesaan akan
sia-sia.Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam
makalah yang ringkas dan singkat ini,yang mana adanya kontroversi kesan atau
pendapat ini mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai gejala
sosial seperti konsep-konsep perubahan sosial atau kebudayaan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian
masyarakat perkotaan ?
2.
Apakah pengertian
masyarakat pedesaan ?
3.
Apakah perbedaan Pedesaan
dan Perkotaan ?
4.
Bagaimana interaksi
Pedesaan dan Perkotaan ?
5.
Bagaimana hubungan Pedesaan
dan Perkotaan ?
6.
Mengidentifikasi masalah
social ?
7.
Bagaimana Solusi Masalah
Sosial ?
C.
Tujuan
Diharapkan mahasiswa dapat
:
1.
Mengetahui tentang Masyarakat Perkotaan dan
Pedesaan
2.
Memahami Perbedaan Pedesaan dan Perkotaan
3.
Mengerti Interaksi Pedesaan dan Perkotaan
4.
Mengetahui Hubungan Pedesaan dan Perkotaan
5.
Menyebutkan Masalah Sosial
6.
Menjelaskan Solusi Masalah Sosial
BAB II
TEORI
A. Pengertian
Masyrakat Desa
Menurut Bintarto(1983), desa merupakan perwujudan atau
kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultur yang terdapat di suatu
daerah, dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Menurut UU nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pasal I yang
dimaksud dengan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan megurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam sitem pemerintahan
nasional dan berada di daerah kabupaten.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah mengartikan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang
Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B.
Pengertian Masyarakat perkotaan
Seperti halnya
desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat
beberapa ahli berikut ini.
1.
Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup
besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan
sosialnya.
2.
Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni
setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
3.
Dwigth
Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk
sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa
pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama.
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep
Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya
hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang kita
meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang
diantaranya mempunyai ciri-ciri :
1.
Netral
Afektif
Masyarakat Kota
memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional
ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association.Mereka tidak
mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut
perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya
tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
2.
Orientasi
Diri
Manusia dengan
kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya
dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan
kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan
diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
3.
Universalisme
Berhubungan dengan
semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar
yang sangat penting untuk Universalisme.
4.
Prestasi
Mutu atau prestasi
seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
5.
Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih
banyak komponen dalam susunan penduduknya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Masyarakat Perkotaan
1.
Pengertian
Perkotaan
Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat
dengan pengertian ini, seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan
dalam bahasa Belanda kuno, tuiin bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota
adalah batas.
Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia.Kota
sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda
dengan pedesaan.
Masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana
penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga
merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah
tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan
sering disebut urban community
Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan pangan,
rawan moral dan lingkungan.
a.
Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu:
a.
Kehidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b.
Orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
c.
Pembagian kerja diantara warga-warga
kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d.
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada
warga desa.
e.
Jalan pikiran rasional yang
pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
f.
Perubahan-perubahan sosial
tampak dengan nyata di kota-kota, sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka
dalam menerima hal-hal baru.
b.
Permasalahan di kota antara
lain:
1.
Kemiskinan
Meski saat
ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita terus menunjukan grafik kenaikan
namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang hidupnya
masih berada di bawah standar yang layak. Ini menjadi masalah sosial yang bisa
kita temukan dengan mudah baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
2.
Pendidikan
Masalah
pendidikan di Indonesia adalah cerita lama. Mulai dari bangunan roboh sampai
anak-anak putus sekolah adalah masalah yang mendarah daging sejak dahulu.
Inilah sekelumit masalah pendidikan yang ada di Indonesia:
1)
Sulitnya akses pendidikan (di daerah-daerah)
2)
Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
3)
Kurangnya kualitas guru
4)
Kesejahteraan guru yang sangat minim
5)
Tidak relevannya kurikulum pendidikan dengan kebutuhan hidup
(sebagian besar pelajaran di sekolah fokus pada teori di dalam kelas, bukannya
percobaan dan pengalaman langsung)
6)
Mahalnya biaya pendidikan
7)
Tidak adanya kesadaran orang tua di daerah-daerah untuk
menyekolahkan anaknya
3. Pengangguran
Pengangguran
terkait dengan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan jumlah lapangan kerja
yang tersedia. Orang yang disebut pengangguran adalah mereka yang tidak
memiliki sumber penghasilan sama sekali dan tengah mencari kerja. Tingkat
pengangguran di Indonesia konon menurun sebanyak 6%, dari 8,12 juta orang
menjadi 7,61 juta orang.
Ada beberapa jenis pengangguran, yaitu :
1)
Pengangguran
terbuka; yaitu mereka yang secara terang-terangan baru kehilangan pekerjaannya
dan sedang berusaha mencari pekerjaan lain.
2)
Pengangguran
musiman; yaitu mereka yang sewaktu-waktu menganggur tetapi dalam waktu lain
memiliki pekerjaan.
3)
Pengangguran
terselubung; yaitu mereka yang jam kerjanya kurang dari 35 jam/minggu.
4)
Pengangguran
struktural; yaitu mereka yang tidak mendapatkan pekerjaan karena tidak memenuhi
kriteria yang dibutuhkan.
5)
Pengangguran
sukarela; yaitu mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak berusaha mencari
pekerjaan.
Untuk
mengatasi pengangguran, pemerintah banyak mengupayakan berbagai cara. Di
antaranya adalah dengan menyediakan kursus pelatihan kerja di dinas tenaga
kerja daerah, memacu anak muda (dan pengangguran) untuk berwiraswasta dan
meminjamkan dana dengan bunga rendah (bahkan tanpa bunga), dan sebagainya.
Pengangguran,
selain menimbulkan efek ekonomis bagi para pelakunya, juga menimbulkan efek
psikologis. Menjadi pengangguran sering kali dianggap aib, walaupun pelaku
terpaksa menjadi pengangguran karena memang tidak ada perusahaan yang menerimanya
bekerja.
2.
Ciri-ciri
type masyarakat Perkotaan
Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
a.
Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala
tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah
keduniaan saja.
b.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
c.
Pembagian kerja diantara warga-warga kota
juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e.
Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota,
mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu
yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang
individu.
f.
Perubahan-perubahan tampak nyata
dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh
dari luar
3.
Unsur
lingkungan perkotaan
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola
kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akantercermin
dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat
dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang
meliputi :
a.
Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang
kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya,
serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsurwisma
ini menghadapkan
1)
dapat mengembangkan daerah
perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa
mendatang
2)
memperbaiki keadaan
lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan
yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
b.
Karya : unsure ini merupakan syarat yang
utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat.
c.
Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan
yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan
tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain
atau daerah lainnya.
d.
Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang
perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi,
pertamanan, kebudayaan dan kesenian
e.
Penyempurna : unsure ini merupakan bagian
yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam
keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan,
perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
4.
Fungsi
Perkotaan
Fungsi
dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalm kerangka
wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara
regional maupun nasional.
Fungsi
kota:
a.
Pusat kegiatan politik dan administrasi
pemerintahan wilayah tertentu
b.
Pusat dan orientasi kehidupan social budaya
suatu wilayah lebih luas
c.
Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
1)
Produksi barang dan jasa
2)
Terminal dan distribusi
barang dan jasa.
d.
Simpul komunikasi regional/global
e.
Satuan fisik-infrastruktural yang terkail
dengan arus regional/global
B. Masyarakat Pedesaan
1.
Pengertian Pedesaan
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi,
sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam
hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain, sedangkan
masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat
sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang
amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai
perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota
masyarakat.
2.
Karakteristik Pedesaan
Karakteristik pedesaan dibagi kedalam tiga karakteristik,
yaitu karakteristik fisik, karakteristik sosial, dan karakteristik ekonomi.
a.
Karakteristik Fisik
Pedesaan
Dari
letak alaminya desa-desa di Indonesia, secara garis besar dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1)
Desa-desa pantai
Desa-desa
pantai atau laut tentu sangat tergantung kepada pantai atau pesisir lautnya.Ada
yang berada di pantai landai dengan pasir putihnya, ada juga yang di pantai
yang berbukit seperti di pantai Selatan pulau Jawa (meskipun tidak semuanya),
dan sebagainya.
2)
Desa-desa di dataran rendah
Desa-desa
yang berada di dataran rendah atau “Ngare” (Jawa) pun bervariasi sesuai dengan
sejarah terbentuk dan perkembangan masing-masing.Namun desa-desa seperti ini
relatif dapat leluasa mengatur pola ruang desa atau teritorialnya dari
desa-desa pegunungan atau pantai.
3)
Desa-desa di pegunungan, atau dari segi lain
Desa
pegunungan sangat tergantung kepada keadaan alamnya.Rumah-rumah penduduk desa
pegunungan ini sering terlihat bersaf-saf secara hirarkis, di celah-celah
perbukitan atau lembah pegunungan, atau di kanan kiri sungai.
4)
Desa-desa di pedalaman
Desa
pedalaman, yaitu desa-desa yang berada jauh dari kota dan relatif terisolir, di
wilayah pegunungan atau pedalaman, jauh di luar kota.
b.
Karakteristik
Sosial Pedesaan
Berikut
adalah karakteristik sosial pedesaan, yaitu :
1)
Sistem kehidupan umumnya bersifat kelompok
dengan dasar kekeluargaan (paguyuban).
2)
Masyarakat bersifat homogen seperti dalam hal
mata pencahariaan, agama dan adat istiadat.
3)
Diantara warga desa mempunyai hubungan yang
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas
wilayahnya.
4)
Mata pencahariaan utama para penduduk
biasanya bertani.
5)
Faktor geografis sangat berpengaruh terhadapa
corak kehidupan masyarakat.
6)
Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu
jauh dari tempat tinggal.
c.
Karakteristik
Ekonomi Pedesaan
Karakteristik
ekonomi pedesaan adalah sebagai berikut:
1)
Ketergantungan pada kota dalam hal pasar dan
modal
2)
Lapangan kerja utama di sektor pertanian dan
pengolahan hasil pertanian.
3)
Pengolahan dengan teknologi sederhana.
4)
Mengolah usaha dalam skala kecil dan
menengah.
5)
Permasalahan modal dan pemasaran.
3.
Unsur-Unsur Pedesaan
Desa
memiliki beberapa unsur, yaitu:
a.
Unsur daerah, berupa tanah produktif dan
tidak produktif, serta unsur lokasi, luas dan batas.
b.
Unsur penduduk berupa jumlah, pertambahan,
kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk.
c.
Unsur tata kehidupan berupa seluk-beluk
masyarakat desa (Bintarto, 1977)
a.
Afektifitas ada hubungannya
dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya
dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah
yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b.
Orientasi kolektif sifat
ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang
berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c.
Partikularisme pada
dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk
suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya
Universalisme)
d.
Askripsi yaitu berhubungan
dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang
tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan
atau keturunan.(lawanya prestasi).
e.
Kekabaran (diffuseness).
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan
yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat
desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian
tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih
murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
5.
Masalah Masyarakat Pedesaan
a.
Konflik (Pertengkaran)
Ramalan
orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis
itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat
pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka
yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan
hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga
kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak
dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran
yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
b.
Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan
ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli
hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut
kebiasaan masyarakat.
c.
Kompetisi (Persiapan)
Sesuai
dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai
sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan
manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa
positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan
usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya
yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau
berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal
ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
d.
Kegiatan pada Masyarakat
Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan
tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa
orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat
sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah
bekerja keras.
e.
lemahnya posisi sumber daya
alam
lemahnya
posisi sumber daya manusia di pedesaan, kurangnya penguasaan teknologi,
lemahnya infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap,
dan motivasi.
C. Perbedaan antara Pedesaan dan Perkotaan
Dalam
masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Kita dapat membedakan
antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri
antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin
(1972) sebagai berikut:
Masyarakat
Pedesaan
|
Masyarakat
Kota
|
1.
Perilaku homogen
2.
Perilaku yang dilandasi
oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3.
Perilaku yang
berorientasi pada tradisi dan status
4.
Isolasi sosial, sehingga
statik
5.
Kesatuan dan keutuhan
kultural
6.
Banyak ritual dan
nilai-nilai sakral
7.
Kolektivisme
|
1.
Perilaku heterogen
2.
Perilaku yang dilandasi
oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3.
Perilaku yang
berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4.
Mobilitas sosial,
sehingga dinamik
5.
Kebauran dan
diversifikasi kultural
6.
Birokrasi fungsional dan
nilai-nilai sekular
7.
Individualisme
|
D. Interaksi Pedesaan dan Perkotaan
1.
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya
kontak sosial dan komunikasi.
a.
Pola interaksi sosial pada
masyarakat ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
b.
Pola interaksi masyarakat
pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke
motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
c.
Pola interaksi masyarakat
pedesaan bersifat horisontal, sedangkan masyarakat perkotaan vertikal.
d.
Pola interaksi masyarakat
kota adalah individual, sedangkan masyarakat desa adalah kebersamaan.
e.
Pola solidaritas sosial
masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan,
sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada
dalam masyarakat.
2.
Pengaruh kota terhadap desa :
a.
kota menghasilkan
barang-barang yang dibutuhkan desa
b.
menyediakan tenaga kerja
bidang jasa
c.
memproduksi hasil pertanian
desa
d.
penyedia
fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi
e.
andil dalam terkikisnya
budaya desa
3.
Pengaruh desa terhadap kota :
a.
penyedia tenaga kerja kasar
b.
penyedia bahan-bahan
kebutuhan kota
c.
penyedia ruang (space)
E. Hubungan Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas
yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat,
bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam
memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga
kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota
menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga
menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh
orang desa.
F. Mengidentifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan permasalahan yang terjadi di
masyarakat.Masalah sosial merupakan suatu keadaan di masyarakat yang tidak
normal atau tidak semestinya.Masalah sosial dapat terjadi pada masyarakat di
pedesaan maupun di perkotaan.Keadaan masyarakat di pedesaan dan di perkotaan
tentu berbeda.Pada umumnya masyarakat pedesaan masih memegang erat nilai-nilai
kerukunan, kebersamaan dan kepedulian.Sehingga tidak heran sering kita jumpai
adanya kerja bakti, saling memberi dan menolong. Sedangkan masyarakat di kota
hidup dalam suasana egois, individu (sendiri-sendiri), kurang akrab serta
kurang rukun. Kehidupan semacam ini sebenarnya merupakan salah satu masalah
sosial di wilayah tersebut. Saat ini di negara kita masih banyak kita jumpai
permasalahan sosial, antara lain sebagai berikut:
1.
Kebodohan
Salah satu akibat bila kita bodoh adalah mudah diperalat
orang lain. Kita juga akan sulit meraih cita-cita yang tinggi. Kebodohan
terjadi karena tidak memiliki pendidikan atau pendidikannya rendah. Di negara
kita ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan tidak pernah
sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta huruf.
Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi dan
tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
2.
Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja dan
tidak mendapatkan penghasilan.Jumlah pengangguran semakin banyak karena jumlah
lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan.Selain itu
para pengusaha dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan
bakar minyak yang mahal.Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup dan
bangkrut, atau setidaknya mengurangi jumlah karyawannya.Itulah sebabnya
pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial lainnya.Seperti kemiskinan,
kejahatan, perjudian, kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya angka bunuh
diri.
3.
Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur
menyebabkan kemiskinan.Orang yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya
seperti pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat menyebabkan berbagai
permasalahan sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan, putus sekolah,
kurang gizi, rentan penyakit dan stress. Kemiskinan bisa disebabkan oleh dua
hal.Yakni dari dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar
(eksternal). Faktor internal antara lain karena pendidikan yang rendah, tidak
memiliki keterampilan dan karena sifat malas. Sedangkan faktor eksternal antara
lain disebabkan oleh kondisi ekonomi negara yang buruk, harga melambung tinggi
dan kurangnya perhatian pemerintah.
4.
Kejahatan
Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau
perbuatan yang melanggar hukum.Pengangguran dan kemiskinan dapat menyebabkan
tindak kejahatan.Jika tidak dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur
mengambil jalan pintas untuk mengatasi kemiskinannya. Banyak cara keliru yang
dijalani misalnya melakukan judi, penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan
hingga pada pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa kemudian minum-minuman
keras atau memakai narkoba. Namun ternyata kejahatan tidak hanya karena
miskin.Banyak orang yang sebenarnya sudah mapan hidupnya melakukan kejahatan.
5.
Pertikaian
Pertikaian bisa disebabkan karena salah paham, emosi yang
tidak terkendali atau karena memperebutkan sesuatu.Sesuatu yang diperebutkan
dapat berupa suatu prinsip, seseorang atau suatu barang.Pertikaian dapat
terjadi di dalam suatu keluarga atau di masyarakat.Pertikaian yang tidak segera
diselesaikan bisa berakibat fatal.Suatu pertikaian bahkan dapat menimbulkan
korban jiwa.
6.
Kenakalan remaja
Kebut-kebutan bagi mereka sendiri sangat berbahaya yakni
dapat menimbulkan kecelakaan. Di samping itu juga mengganggu dan membahayakan
orang lain. Kenakalan remaja dapat berbentuk lain seperti coret-coret dinding
di jalan, minum-minuman keras, berdandan yang tidak semestinya ataupun
menggunakan narkoba. Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut :
a.
Kurangnya perhatian dari
orang tua
b.
Pengaruh lingkungan
pergaulan
c.
Kurang mantapnya
kepribadian diri
d.
Jauh dari kehidupan
beragama
G. Solusi Masalah Sosial
Mengatasi masalah sosial bukanlah perkara yang mudah.
Berikut ini beberapa contoh upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam
mengatasi permasalahan sosial:
1.
Pemberian kartu askes
Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada
keluarga miskin.Kartu Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi Kesehatan
Keluarga Miskin).Dengan kartu Askes, keluarga miskin dapat berobat di rumah
sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
2.
Pemberian beras untuk
masyarakat miskin (Raskin)
Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan dari
pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.Dengan raskin diharapkan
masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
3.
Pemberian Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswi sekolah mulai dari
sekolah dasar sampai tingkat SLTA.Tujuannya untuk meringankan biaya
pendidikan.Sekarang juga sudah dilakukan program BOS buku.Yakni program
penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah.Dengan BOS buku diharapkan orang
tua tidak lagi dibebani biaya membeli buku pelajaran untuk anaknya yang
sekolah.
4.
Sekolah terbuka
Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu belajarnya
tidak terlalu padat dan terikat.Sekolah terbuka diperuntukkan bagai siswa yang
kurang mampu.Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah meskipun sudah
bekerja.
5.
Program pendidikan luar
sekolah
Pendidikan luar sekolah biasanya berupa kursus-kursus
seperti menjahit, perbengkelan ataupun komputer.Pemerintah mengadakan program
pendidikan luar sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah
dapat tetap memiliki ilmu dan ketrampilan.
6.
Pemberian Bantuan Tunai
Langsung (BTL)
BTL diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak
berpenghasilan. BTL merupakan dana kompensasi/pengganti kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM).
7.
Pemberian bantuan modal
usaha
Bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat miskin
yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya untuk usaha kecil
dan menengah.Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan.
8.
Mengontrol jumlah dan
pertumbuhan penduduk
Untuk mengontrol jumlah dan pertumbuhan penduduk salah
satunya yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB) dengan semboyan dua anak
saja cukup, dengan demikian diharapkan setiap anak yang lahir akan bisa terurus
dengan baik karena jumlah anak yang dilahirkan tidak banyak.
9.
Pemerataan persebaran
penduduk.
Pemerataan penduduk sebenarnya sudah dilakukan sejak
zaman belanda yaitu dengan mengirim penduduk pulau jawa ke sumatra, kalimantan
dan pulau-pulau yang lain untuk menjadi pekerja. Hal seperti ini dilanjutkan
pada masa orde baru dengan nama transmigrasi, ada banyak perbedaan antara masa
belanda dengan masa orde baru, pada masa orde baru orang yang mau transmigrasi
di beri tanah, rumah, di jatah bahan makanan dalam kurun waktu tertentu.
Transmigrasi dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk dan memberikan
peluang usaha serta pekerjaan bagi masyarakat.
10.
Peningkatan pelayanan
kesehatan.
Kesehatan adalah modal utama manusia dalam berdaya upaya,
oleh karena itu kesehatan sangat penting dan karena pentingnya tersebut
pemerintah mencanangkan makanan 4 sehat 5 sempurna dan posyandu-posyandu di
desa-desa.
11.
Peningkatan pelayanan
pendidikan.
Pemerintah sudah berupaya keras untuk meningkatkan
pendidikan di indonesia yaitu dengan memberikan bantuan kepada setiap sekolah
dan siswanya. Serta diselenggarakannya SMP dan SMA terbuka yang di khususkan
untuk mereka yang tidak mampu, sekarang pemerintah mencanangkan program WAJAR (wajib
belajar).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat
pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang
berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama
(homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari
sektor pertanian (agraris). Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang
tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup individual, jalan pikiran yang
rasional dan tidak terikat oleh adat atau norma tertentu
Meskipun
banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua
komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan
perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan
tenaga atau barang dari desa, begitu juga sebaliknya.
B.
Saran
1.
Bagi Para Pembaca
Mari
kita bersama-sama berpartisipasi dalam upaya untuk mengurangi dan meminimalisir
masalah social masyarakat yang ada.
2.
Bagi Para Pembuat Karya
Ilmiah Selanjutnya
Seiring perkembangan zaman akan bermunculan masalah-masalah sosial yang ada
di masyarakat. Sedangkan masalah lama mungkin belum terselesaikan solusinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Marwanto,
12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas
Kosim,
H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar